Para pemilik sekolah bekerja sama dengan arsitek spesialis sekolah untuk membantu mereka membangun kampus yang progresif dan berkelanjutan. Penelitian awal mereka tentang lokasi yang digunakan sejalan dengan praktik pembangunan ramah lingkungan EDGE. Mereka mempertimbangkan orientasi bangunan untuk mengurangi penyerapan panas, arah angin dominan, penggunaan air yang efisien, bahan bangunan yang berkelanjutan, dan akses yang pendek dan aman bagi anak-anak untuk berpergian ke sekolah.
Bangunan kampus mencakup ruang kelas modern, lapangan bermain, Manta Hall (aula bambu untuk pertemuan dan olahraga dalam ruangan), serta laboratorium seni, komputer, dan sains. Para pemilik ingin memanfaatkan ruang belajar di dalam dan di luar ruangan untuk kolaborasi dan pengajaran. Mereka juga menggabungkan desain arsitektur tradisional Sasak pada gerbang keamanan yang menjadi pintu masuk bagi anak-anak dan orang tua ke sekolah.
Mandalika Intercultural School adalah sekolah progresif, dan keberlanjutan adalah salah satu aspek yang kami terapkan. Manta Hall adalah aula utama sekolah baru dan merupakan bagian besar dari identitasnya, berfungsi sebagai ruang kesejahteraan komunitas dan gymnasium untuk kampus. Struktur bambu yang indah ini akan menggunakan bambu lokal dan teknik bangunan berkelanjutan. Meskipun begitu, kami tetap memiliki bangunan modern yang sesuai dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah di Kuta, Lombok.
Para pemilik telah dengan cermat menggunakan arsitektur sebagai alat pengajaran dengan fitur ergonomis untuk berbagai rentang usia, geometri dan bentuk, skala, cahaya dan bayangan, tekstur, material, dan alam yang semuanya terintegrasi dalam desain. Hasilnya adalah desa pembelajaran holistik dengan mandat pendidikan yang kuat yang bertujuan untuk menginspirasi siswa agar lebih ingin tahu, lebih terlibat, dan lebih bersemangat tentang pembelajaran dan lingkungan.